Sabtu, 11 Mei 2013

Ulin si Ulat Mebjadi Kupu-kupu

Sabtu, 11 Maret 2013



Semit Semut berjalan-jalan ke kebun.

Pagi ini indah. Semalam hujan. Jadi hawanya segar sekali. Embun satu-satu menetes dari pucuk dedaunan. Matahari nampak malu-malu di garis horizon. Banyak teman-teman sudah keluar rumah untuk memulai pagi.
Ahhhh... senangnya.

Tiba-tiba Semit Semut melihat seekor makhluk lucu di kejauhan. Badannya panjang sekali. Jauh lebih panjang darinya. Makhluk itu sibuk memakan dedaunan hijau di kebun yang luas ini. Semit Semut menghampirinya penuh rasa ingin tahu.


"Halo. Kamu siapa? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya," sapa Semit Semut.

"Oh, halo. Aku Ulin Ulat. Senang bertemu denganmu. Iya, aku baru saja menetas dari telurku," jawab makhluk itu.

Oooo.. ternyata dia Ulin Ulat. "Wah, kamu makannya banyak sekali, Ulin Ulat." Semit Semut terheran-heran.

"Hihihi... Iya. Aku memerlukan makanan yang banyak agar aku tumbuh sehat dan segera besar. Aku ingin segera menjadi kupu-kupu yang cantik."

"Wow! Kamu bisa berubah menjadi kupu-kupu?"

Ulin Ulat mengangguk sambil terus makan dedaunan.

"Bagaimana caranya?"

Ulin Ulat tersenyum melihat keingintahuan Semit Semut yang demikian besar. Dia lalu berhenti makan sejenak, dan mengajak Semit Semut duduk di atas batu.

"Aku nanti akan menjadi kupu-kupu, Semit Semut. Caranya? Ya, aku harus banyak makan makanan yang bergizi, yang kuperlukan untukku tumbuh besar, kuat dan sehat, karena nantinya aku ingin menjadi kupu-kupu yang cantik. Dua minggu lagi, jika aku sudah cukup besar dan kuat, aku akan berubah menjadi kepompong."

"Kepompong? Apa itu?" tanya Semit Semut.
"Kepompong itu rumahku beristirahat, Semit Semut. Aku akan menggelantung di salah satu cabang pohon, lalu membungkus diriku dengan benang yang kuhasilkan dari tubuhku sendiri. Di dalam kepompong itu aku akan memulai proses yang menakjubkan untuk berubah menjadi kupu-kupu dewasa yang cantik."

"Wow! Berapa lama kamu akan berada dalam kepompong itu?"

"Sekitar dua minggu juga."

"Lalu setelah itu, kamu akan keluar dari kepompong sebagai kupu-kupu yang cantik?"

"Iya," jawab Ulin Ulat sambil beranjak dari duduknya untuk kembali melanjutkan makan. "Nanti kamu pasti akan terkejut melihatku."

Semit Semut tersenyum. Dalam hati dia sangat menantikan datangnya hari Ulin Ulat berubah menjadi kupu-kupu.

* * *

Pagi itu, hawanya juga segar. Matahari bersinar terang. Burung-burung sudah bangun dan sibuk bernyanyi dan mandi.

Sudah berhari-hari sejak pertemuan pertamanya dengan Ulin Ulat. Semit Semut berjalan-jalan lagi keluar ke kebun, untuk menghirup udara pagi.

Tiba-tiba dilihatnya seekor binatang cantik yang hinggap di dedaunan. Dia bersayap lebar warna-warni. Di kepalanya ada antena yang panjang dan gagah. Tubuhnya ramping. Matanya besar.

"Halo. Kamu siapa? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya," sapa Semit Semut.

"Hai, Semit Semut! Ini aku, Ulin Ulat! Tapi aku sudah menjadi kupu-kupu sekarang," jawab binatang itu.
Wah, ternyata itu Ulin Ulat yang sudah berubah menjadi kupu-kupu.

"Waahh! Cantiknya kamu, Ulin Ulat. Eh, tapi tentu namamu bukan Ulin Ulat lagi kan?"

"Hahahaha..." Ulin tergelak. "Panggil saja aku Ulin Kupu-kupu. Lihat sayapku, Semit Semut. Cantik ya?"

"Ah, iya. Kamu cantik sekali."

"Sudah ya, aku sekarang harus mencari madu. Karena makananku sekarang madu."

"Oh, begitu. Baiklah, Ulin Kupu-kupu. Kapan-kapan kita ngobrol lagi ya?"

"Dengan senang hati!"

Tak lama kemudian, Ulin Kupu-kupu sudah terbang membubung tinggi untuk mencari madu. Semit Semut tersenyum sambil menatap kepergian sahabat lamanya yang sudah berubah wujud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar