Sabtu, 11 Mei 2013

Dongki dan Jin Penjaga

Sabtu, 11 Maret 2013


Dongki adalah seekor keledai yang tinggal di Kerajaan Penyihir. Setiap hari, ia selalu berjalan jauh menuju kota untuk mengantar sayuran yang akan dijual di pasar. Dan jika hari sudah petang, ia pulang dengan membawa sayuran sisanya.

Dongki tidak pernah mengeluh dengan sayuran yang dibawanya. Ia selalu senang jika bisa menolong orang. Kebetulan, tidak banyak hewan sepertinya yang mau membantu. Apalagi kuda. Jika kuda sudah dewasa, mereka akan disekolahkan untuk bisa mengantar-jemput para ratu dan penyihir. Maka itu, tidak ada satu pun kereta kuda yang akan mengangkut sayuran sampai desanya.


Sore ini, Dongki sengaja melewati istana lagi. Sudah beberapa hari ia pulang melewati istana dan berhenti sebentar. Ketika berhenti, ia selalu menatap takjub. Istana itu begitu megah dan indah. Besar sekali. Mungkin cukup untuk menampung seluruh isi pasar di kota.

Bangunan istana itu tinggi menjulang dengan atap berwarna emas. Di halamannya terdapat belasan kereta kuda. Ada juga kuda-kuda yang tidak membawa kereta, mereka adalah kuda yang terlatih untuk para prajurit istana.

Dongki mengintip dari celah pintu gerbang. Ia dapat melihat dengan jelas kereta kuda yang diparkir di sana. Cantik sekali kuda-kuda itu, berwarna-warni. Keretanya pun didandani khusus untuk mengantar-jemput para ratu dan penyihir. Ah, andai aku bisa ..., katanya dalam hati.

"Kereta kuda itu untuk mengantar-jemput para ratu dan penyihir, Dongki."

Dongki terkejut. Tiba-tiba terdengar suara entah dari mana datangnya. Tetapi terdengar begitu jelas dan dekat.

“Si-siapa kamu?” tanya Dongki gemetaran.

“Aku jin penjaga pintu gerbang istana,” jawabnya.

Kepala Dongki menoleh ke kanan dan kiri, mencari arah suara tadi.

“Jin?” Dongki ketakutan.

“Kamu tidak perlu takut, Dongki. Baiklah, aku akan menampakkan diriku.”

Jin tersebut muncul di hadapan Dongki. Dongki terperanjat melihat tubuhnya yang besar dan tinggi. Tapi sama sekali tidak ada gigi taring atau mata merah pada wajah jin itu. Mungkin ia jin yang baik.

“Setiap sore aku selalu melihatmu berhenti di sini. Kamu ingin seperti kuda-kuda itu, kan, Dongki?” tanya jin.
Dongki bingung. Dari mana jin itu tahu bahwa ia sebenarnya iri pada kuda? Ia takut menjawab.

"HAHAHAHAHA!" tiba-tiba jin itu tertawa. Suaranya menggelegar.

Kening Dongki berkerut. Ia bingung sekaligus takut mendengar suaranya yang menggelegar.

"Aku ini jin, Dongki! Aku bisa membaca pikiranmu. Sudahlah,kamu tidak usah banyak berkhayal. Kamu itu keledai, bukan kuda!"

Dongki tertunduk. Ia menatap kedua kakinya yang terlihat.

“Mengapa keledai tidak boleh mengantar-jemput para ratu dan penyihir?”

Jin itu terkejut mendengar pertanyaan Dongki.

Dengan berhati-hati, jin itu menjawab, “Bukannya tidak boleh, tapi tidak bisa. Lihat, tubuhmu itu kecil. Apa kamu bisa menarik kereta besar yang terbuat dari perak? Berat sekali! Kalau pun kamu bisa, kamu butuh teman. Siapa keledai di kerajaan ini yang mau menemanimu menarik kereta?”

Dongki terdiam. Ia iri sekali pada kuda. Tiba-tiba ia menjadi benci karena dilahirkan sebagai seekor keledai, bukannya kuda. Ia ingin sekali bisa mengantar-jemput ratu dan penyihir. Betapa bangganya ia jika bisa membawa kereta cantik yang berwarna-warni dan setiap kali lewat selalu dihormati semua orang.

"Pulanglah! Sebentar lagi gelap. Orangtuamu pasti mencarimu," kata jin.

Dongki sedih.

"Jangan bersedih, Dongki! Besok pagi coba kamu temui tukang kayu di ujung desa. Bilang padanya bahwa kamu ingin dibuatkan kereta. Yang kecil saja. Dengan kereta, kamu akan bisa membantu orang-orang membawa muatan lebih banyak," saran jin itu.

Dongki tersenyum pada jin dan berkata, "Baiklah. Terimakasih, Jin! Besok pagi sebelum ke pasar aku akan mengunjungi tukang kayu itu. Aku mau minta dibuatkan kereta keledai, bukan kereta kuda!"

Jin penjaga tersenyum dan mengangguk mendengar perkataan Dongki. Dongki pulang dengan hati yang riang. Ia tidak mau berkecil hati hanya karena dilahirkan sebagai seekor keledai. Dan ia tidak akan iri lagi kepada kuda.

"Semoga kereta keledaimu bisa berguna untuk penduduk desa, Dongki," desis jin penjaga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar