Minggu, 05 Mei 2013

Gagak dan Pemuda Gondrong

Penulis: Valentino | Editor: Afandi

Di sebuah dusun di daerah pedalaman  hiduplah seorang pemuda berambut gondrong.  Pemuda itu bernama Roni. Roni dikenal oleh para tetangganya sebagai pemuda yang rajin dan suka menolong.  Sejak orangtuanya meninggal, Roni hidup sebatang kara di sebuah gubuk di pinggir bantaran kali.
Pada suatu hari ketika Roni sedang mencari kayu bakar di hutan, dia mendengar suara gemerisik daun-daunan kering di tengah semak belukar. Karena penasaran, dihampirilah suara-suara itu dengan perlahan-lahan, lalu disibaklah semak-semak belukar itu. Pada saat itu,  di dasar tanah, di atas tumpukan daun-daunan kering, dia melihat seekor burung gagak dangan sayap terluka sedang berusaha terbang. Karena tergerak oleh rasa kasihan, dihampirinyalah burung itu sambil berkata.
” Apa yang terjadi dengan sayapmu, siapakah yang telah melukai engkau?” burung gagak itu memandang Roni dengan mata galak dan penuh ketakutan. ” Jangan takut, aku tidak akan membunuhmu, coba kulihat lukamu…,” kata Roni sambil mendekati burung gagak itu.  Burung gagak itu berusaha untuk mengepakan sayapnya, tetapi karena sayapnya terluka sangat parah, gagak itu hanya bisa pasrah ketika Roni mendekati dirinya dan berusaha untuk melihat lukanya. “Ternyata sayapmu patah..tetapi jangan kawatir, aku akan menolong dirimu…,” kata Roni sambil membuka bajunya dan membungkus burung gagak yang terluka itu dengan sangat hati-hati dan membawanya pulang.

Sesampainya Roni di rumah, segera diobatinya burung gagak itu. Dengan sangat lembut dan penuh perhatian, dibasuhnya luka burung gagak itu, dan diobati.

Demikianlah akhirnya, Roni merawat burung malang itu. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, Roni dengan penuh perhatian merawat dan memberi burung gagak itu makan, sehingga akhirnya mereka menjadi sahabat karib.

Ketika luka disayap burung gagak itu sembuh, Roni membawa burung gagak itu ke tengah hamparan rumput untuk melatih burung gagak itu kembali terbang. Awalnya burung gagak itu mengalami kesulitan untuk menggepakan sayapnya yang sudah sembuh itu, tetapi akhirnya burung itu dapat kembali terbang. Melihat hal itu, Roni menjadi sedih, karena dia merasa sahabatnya itu akan meninggalkan dirinya. Burung gagak yang sudah sembuh itu terbang dan hinggap di bahu Roni, lalu menggesek-gesekan kepalanya ke pipi Roni.” Kamu sudah sembuh sekarang, kamu dapat terbang kembali… pergilah,” kata Roni sambil memalingkan wajahnya. Tetapi burung gagak itu tetap diam dengan tenang di bahu Roni.  “Apa kamu tidak mau pergi?” tanya Roni.

Burung gagak itu menatap Roni dan tetap diam tenang di bahunya. Akhirnya setelah mencoba beberapa kali untuk mengusir burung gagak itu agar terbang bebas tetapi tetap tidak mau pergi juga, akhirnya Roni memutuskan untuk membawa burung gagak itu pulang ke rumah kembali dengan penuh sukacita.

Ditengah perjalanan pulang kembali ke rumah, Roni melihat air terjun yang sangat indah. Karena merasa tertarik, maka dihampirinyalah air terjun itu. Burung gagak yang sedang  terbang disekitar Roni, mengikuti langkah kaki Roni dari angkasa.

Sesampainya Roni dipinggir air terjun itu, dia merasa haus karena melihat air yang sangat jernih dan sejuk itu. Segera diulurkan tanganya untuk mengambil air itu.  Ketika Roni akan meminum air itu tiba-tiba burung gagak itu mematuk tangan Roni sehingga airnya tumpah ketanah. “Apa yang sedang kamu lakukan?, aku haus!!” kata Roni sambil berusaha mengambil air itu lagi. Tetapi tangannya kembali dipatuk burung gagak itu sehingga air nya kembai tumpah ke tanah. Demikian terus berulang kali terjadi setiap kali Roni berusaha untuk meminum air itu, burung gagak itu selalu mematuk tangannya hingga air itu jatuh ke tanah.


Akhirnya Roni merasa gusar dan mencari sebatang kayu untuk mengusir burung gagak itu. Tetapi karena burung gagak itu selalu berusaha untuk menjatuhkan air yang akan di minum Roni, akhirnya Roni memukul burung gagak itu hingga burung itu mati.

Roni berpikir…, “Apa sih sebabnya burung gagak itu selalu berusaha melarangku untuk minum dari air terjun ini.” katanya dalam hati. Karena penasaran, Roni memanjat tebing dipinggir air terjun itu hingga ke puncaknya. Dan disana dia melihat bangkai seekor kalajengking yang sangat besar tergeletak ditengah-tengah air

Ketika melihat bangkai kalajengking itu, mengertilah Roni mengapa burung gagak itu selalu berusaha menjatuhkan air yang akan diminumnya, karena air itu sudah terkena racun dari bangkai kalajengking ini. Seandainya dia meminum air itu, pastilah dirinya akan mati. Maka menangislah Roni karena menyesal telah membunuh burung gagak yang telah menyelamatkan dirinya.
***
Pesan moral dari cerita diatas: Jangan pernah mengabaikan nasihat ataupun teguran dari orang lain, karena terkadang nasihat yang diberikan adalah untuk kebaikan kita. Jangan sampai menyesal di kemudian hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar