Minggu, 05 Mei 2013

Seekor Ikan dan Nelayan

Penulis: Valentino | Editor: Afandi
Seperti setiap orang yang harus bekerja, untuk menghidupi keluarganya. Seroang nelayan memiliki tanggung jawab yang sama. Namun yang membedakannya adalah orang tua dengan penghasilan tetap, setiap bulannya akan mendapat gaji sedangkan seroang nelayan, pendapatannya pasang surut tergantung dari kondisi alam.

Suatu hari, pagi-pagi sekali. Pak Samsi, seorang nelayan telah berangkat untuk memancing demi keluarganya. Namun disayangkan pada hari itu dia tidak beruntung, tak satupun ikan yang diperolehnya. Pada sore harinya, karena hendak pulang, Pak Sami menarik alat pancing maupun jala yang telah dia tebar beberapa kali. Namun ketika jala diangkat, ia melihat seekor ikan kecil yang terperangkap di jalanya.

Tolong biarkan aku pergi,” pinta ikan, “Aku akan tumbuh besar dalam beberapa hari dan kemudian anda dapat menangkap saya lagi.” Namun nelayan itu berkata, “Sekarang aku  telah menangkap kamu, dan aku tidak akan membiarkan kamu pergi, Jika aku meninggalkanmu, aku tidak dapat melihat mu lagi. Sudah beberapa hari aku berusaha menangkap ikan namun tidak satupun ikan yang  aku dapatkan.”


Taklama kemudian ikan itu berkata, “Aku bukan ikan biasa pak nelayan, aku adalah ikan ajaib yang dapat merubah kehidupan bapak sekeluarga, aku berjanji jika bapak melepaskan ku, mukjizat akan terjadi pada kehidupan bapak.”

Nelayan  itu pun berpikir sejenak, “Bagaimana mungkin seorang ikan dapat melakukan hal ini?” Kemudian dia berkata, “Karena sudah dua hari keluargaku tidak makan, kalau kamu tidak aku tangkap, anak dan istriku mungkin tidak akan makan hari ini.”

“tetapi saya hanya seeokor ikan kecil,” kata si ikan, “Tidak mungkin dapat mencukupi kebutuhan makan anda sekeluarga, coba anda bayangkan! Namun apabila saya dibiarkan hidup, kebutuhan makanan untuk keluarga anda pasti akan dicukupkan. Bukan saja untuk satu hari tetapi  sampai musim badai reda, bahkan anda dapat menangkap ikan sebanyak yang anda mau.”

Kemudian sang nelayan berkata, “Baiklah aku tidak akan membunuh mu, namun aku akan memasukan kamu dalam sebuah kaleng bekas yang  berisi air, untuk membuktikan janji mu.” Kemudian nelayan itu pulang ke rumahnya membawa peralatan pancingnya, disertai satu kaleng bekas yang bersisi ikan kecil.

Sambil menyambut kedatangan suaminya, isteri nelayan yang telah menunggu lama itu memeriksa bawaanya dan  berkata, “bagaimana mungkin,  kita memakan ikan sekecil ini untuk kebutuhan kita sekeluarga.” Nelayan itu berlalu memasuki gudang kecilnya sambil menaruh peralatan pancingnya dan kaleng yang bersisi ikan tersebut.

Seteka keluar dari gudang kecilnya, datang seorang tetangga memberi bingkisan, berupa makanan dan lauk pauk untuk kebutuhan makan mereka. Seketika itu juga, sang nelayan teringat apa yang dibicarakan oleh ikan kecil itu.

Anak isterinya senang sekali, karena hari ini mereka akan menikmati makanan tidak seperti biasanya. Karena heran dengan kejadian tersebut, istrinyapun bertanya, “Apakah anda mengenal si pembawa makanan itu?”
“Maaf istriku, aku sama sekali tidak mengenalnya, namun ikan kecil inilah yang menyuruhku untuk bersabar, bahwa kebutuhan  makan kita akan segera dicukupkan.”

“Ah masa? Ikan sekecil itu dapat memberikan mukjizat  untuk kita?, bagaimana bisa. Kalau itu benar, kita harus memeliharanya untuk selamanya, agar kita tidak perlu lagi bekerja keras,” pinta istrinya. Namun nelayan itu tidak setuju dengan apa yang diusulkan istrinya, “Tidak mungkin istriku,  aku sudah berjanji pada ikan kecil itu, bahwa aku hanya menyimpannya dalam beberapa hari.” Mendengar ucapan itu, istrinya marah dan berusaha menyembunyikan kaleng yang berisi ikan tersebut.  Namun tidak ditemuinya. “Ikan itu telah lenyap, mungkin di curi orang jahat,” katanya sambil sedih.

Sambil menghibur istrinya, nelayan itu berkata “Istriku, ikan itu tidak hilang, aku hanya menyembunyikannya di tempat yang aman agar tidak diganggu  binatang buas.” Senang hatinya istri itu, mendengar berita dari suaminya.

Setelah 3 hari berlalu, sesuai janji nelayan itu bersama si ikan kecil. Maka sebelum dia berangkat memancing, dibawasertalah kaleng yang berisi ikan tersebut. Sesampainya di laut, nelayan itu melepaskan ikan itu, sambil berkata “Terima kasih atas kebaikannya, kamu benar-benar ikan yang dapat dipercaya, tidak dapat kubayangkan apabila hari itu kamu aku jadikan lauk untuk makanan kami.” Tanpa bersuara ikan itu langsung terjun ke laut.

Selang beberapa menit, terasa ada getaran pada jala yang dia tabur beberapa waktu sebelumnya. Setelah jala diangkat, dia melihat beberapa ikan besar berhasil ditangkap dan segera dibawa pulang. Sebagian untuk dijual dipasar, dan sebagiannya lagi untuk dimakan dan diberikan juga kepada tetangga yang memerlukan. Berbahagialah keluarga itu hingga saat ini.


***
Cerita ini ingin memberikan gambaran kepada kita, bahwa disaat kita dihadapkan pada sebuah keputusan, biarlah hati nurani kita berbicara, karena itu adalah suara Tuhan. Ikutilah suara itu, hingga kita  mendapatkan janji dan mukjizat-Nya.
——–

5 komentar:

  1. 1.Apa alur dongeng dari cerita ikan dan Nelayan ?

    2.sudut pandang penulis cerita adalah?

    3.apa pesan Moral dari cerita dongeng ikan dan Nelayan?

    BalasHapus
  2. Tolong bantu jawab ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. judul cerita,tokoh utama,tokoh lain, hal yg terjadi dng tokoh utama,bagaimn penyelesai masalah tersebut

      Hapus
  3. 1. Bagaimana karakter tokoh dalam dongeng. 2.apakah pesan moral yang ingin di sampaikan pada dongeng.

    BalasHapus