Minggu, 05 Mei 2013

Malaikat di Pagi Hari

Penulis : Lintang Samudra


Rumah saya, 1994
Pagi hari dirumah saya. tanda-tanda kehidupan akan berawal di jam 5 pagi. Ibu saya bangun lalu doa pagi. Setelah itu ibu saya akan membangunkan saya dengan teriakan-teriakannya. Disitulah hingar bingar rumah saya dimulai. Cuma, papa saya yang dengan tenangnya mandi, sarapan, lalu meraut semua pensil saya di teras. Sedangkan saya dan ibu saling berbalas perintah versus rengekan.

Keramaian itu akan berlangsung satu jam saja. Pukul 7, rumah saya akan kembali senyap. Ibu dan saya berangkat ke sekolah dan papa pergi ke kantornya.

Tapi bukan ini yang mau saya ceritakan. Saya ingin berkisah tentang satu dongeng dari ibu saya. Titik waktu yang pada akhirnya membuat saya jadi rajin bangun pagi tanpa perlu diteriaki.

Oh iya, rumah saya menghadap ke timur. Sehingga kala mentari merekah di ufuknya, berkas sinar jingga kuning akan menerobos pepohonan di depan rumah lalu menghujani teras dan ruang tamu rumah saya dengan kilaunya. Pagi itu, seharusnya menjadi pagi yang biasa saja. Tapi ibu saya, membangunkan saya tidak dengan teriakan, ibu membangunkan saya dengan bisikan. Cukup aneh, dia berkata.

“Ada malaikat di depan rumah.” Ujarnya berhati-hati. Bisikan itu cukup sakti, saya langsung terduduk lalu bergegas ke ruang tamu. Matahari sudah terbit, teras saya berkilau-kilau. Tidak ada malaikat disana lalu saya mulai cemberut. Ibu saya berkata lagi
“Tadi ada, sekarang sudah malaikat itu sudah kembali ke surga”
“Untuk apa malaikat ke rumah kita?” Tanya saya dengan polosnya.
“Ia menjaga rumah ini semalaman. Tadi malam ibu lupa kuci pintu depan” Kata ibu saya dengan lembut.
“Malaikatnya laki-laki atau perempuan?”
“Laki-laki. dia anak buahnya Mikael” Jelas ibu saya. Saya ternganga, membayangkan bajunya perangnya yang gagah, pedangnya yang berkilap. Ambooii….


“Ia menjaga rumah ini karena tadi malam vivi berdoa supaya rumah kita kan?” Kata ibu saya lagi. Saya mengangguk, mengingat doa sebelum tidur bersama ibu tadi malam.

“Kalau ingin bertemu malaikat, bangunnya harus lebih pagi, dan nggak perlu diteriaki. Malaikat bilang, dia suka dengan anak yang rajin bangun pagi.” Saya cuma nyengir, ingat ritual bangun tidur saya yang ramai. Lalu saya, tanpa disuruh pergi mandi dan bersiap untuk sekolah.

Hari selanjutnya dan beberapa waktu setelah itu. Saya bangun lebih pagi tanpa teriakan ibu saya. Sampai entah kapan, saya tahu cerita itu hanya dongeng, tapi saya tidak merasa dibohongi. Malaikat itu, tetap ada untuk saya dan akan selalu ada menjaga rumah saya.

Saya suka bangun pagi (http://www.wallcoo.net)
Saya, takkan berhenti berdoa dan bangun pagi… :-)

2 komentar: