Minggu, 05 Mei 2013

Suli Dan Anjing Kesayangannya

Penulis: Afandi Sido | Editor: Edi Kusumawati
kids
Suli anak kecil yang baik hati. Manis dan sayaaaang sekali sama anjingnya. Suli yatim piatu. Ia tinggal dijaga oleh neneknya di rumah kecil di sebuah desa yang tidak begitu ramai.

Setiap hari Suli suka menggambar dengan krayon. Sambil menggambar, Suli paling suka menjilat-jilat permen lolipopnya yang besar. Atau permen pelanginya yang bulat. Senang sekali dia. Beberapa kali gambarnya ditemepeli warna-warna seperti permennya.

Saat Suli asik menggambar, anjing kesayangannya sering menemani dari luar jendela kamarnya. Di luar jendela itu, di tanah berumput tipis, rumah anjing kesayangan suli berdiri. Mungil dan warna-warni juga. Anjing Suli suka sekali rumah mungilnya.

Sayangnya, setiap kali Suli menggambar atau makan permen warna-warni, puluhan kertas diremasnya dan dilempar keluar jendela. Plastik-plasti bergambar boneka bungkusan permennya pun dilempar kesana. Neneknya jarang mengawasi karena sibuk berladang dan mengurusi kebun timun.
Anjing Suli sangat sayang padanya. Setiap kali Suli membuang sampah keluar jendela, anjingnya yang memungut sampah itu. Sampah-sampah kertas dan plastik itu lalu dibawa ke dalam rumah mungil oleh anjing kesayangan Suli itu. Dibuatkan lubang di sana, lalu ditutupi dengan tanah sekelilingnya. Lama kelamaan setelah setahun Suli terus melempar sampah keluar jendela, rumah mungil anjingnya pun semakin sesak. Suli selalu heran karena hanya sedikit sampah yang ada di tanah luar jendelanya.

“Mungkin oma yang membuangnya.” Pikir Suli kalau sedang jalan-jalan sendirian dan bermain bersama anjingnya di situ.

Juga saat Suli berani berjalan-jalan di jalan dekat rumahnya, suli membawa buku gambar dan baaanyak sekali permen di saku tasnya. Setiap kali gambarnya salah, suli merobek kertas dan membuangnya. Ditengoknya ke belakang, kertas itu hilang. “Ha? mungkin kertasku tertiup angin?”
Begitu setiap hari.

anjing

Hingga akhirnya, Suli memanggil anjingnya di suatu pagi. Anjingnya tidak menyahut. Dicarinya anjing kesayangannya itu, Suli kaget mendapati anjingnya telungkup di dalam rumah mungilnya. Tak bersuara, hanya meraung kesakitan. Suli memeriksanya, ternyata perut anjingnya menjadi besar dan buncit. Anjing kesayangan Suli sakit.

Akhirnya saat itu pula, Suli melihat semua sampahnya selama satu tahun berkumpul di dalam rumah anjing kesayangannya. Suli menangis, karena selama ini tak tahu kalau anjingnya lah yang membersihkan semua sampahnya.

Kini anjing kesayangan Suli sakit, karena menelan banyak sampah yang Suli buang sebelumnya.
Suli sedih, tapi ia belajar satu hal:

anak

“Belajarlah mencari tahu akibat dari semua perbuatanmu, agar kau mendapatkan alasan untuk mengulanginya lagi, atau menghentikannya.”
Suli dan Anjing kesayangannya.
Selesai.
——-
Pesan: Perhatikan teman dekat kita, siapa tahu dia sudah berkorban banyak untuk kita tapi kita tidak mengetahuinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar