Minggu, 05 Mei 2013

Petualangan si Bening

Penulis: Empuss Miaww |Editor: Afandi
Di sebuah negeri bernama Laut Bumi, tinggallah sebentuk air bertubuh bundar mungil. Air Bening namanya. Si Bening, begitulah dia dipanggil. Laut Bumi, tempat Bening tinggal adalah sebuah negeri biru termasyhur dengan kecantikan rumah karang milik rakyatnya yang berwarna-warni. Ribuan macam warna ada di dalam negeri itu. Setiap kali kau mengunjungi rumah masing-masing dari mereka, maka kau akan mendapati warna rumah yang berbeda satu sama lain. indah bukan?. Bening bahagia tinggal di sana. Ku beritahu, Bening memiliki hati yang bening atau tulus. Jika ada yang membutuhkan bantuan, dia akan segera menolongnya, tanpa pernah meminta balasan apapun. Dengan kebaikan hatinya, dia disayangi oleh banyak penghuni Laut Bumi.

Di negerinya, Bening memiliki sahabat-sahabat yang unik. Ada Stara Bintang Laut dengan tubuhnya yang berwarna merah dan menyerupai bintang. Ada Grase Rumput Laut dengan tubuh hijau tuanya yang panjang seperti ranting. Adapula, Dolpha Lumba dengan tubuh halusnya yang berwarna abu dan bermoncong. Walaupun Bening dan para sahabatnya berbeda rupa satu sama lain, namun mereka selalu saling menyayangi.
*******
Di suatu pagi yang cerah, Bening bermain petak umpat riang bersama para sahabatnya. Tiba-tiba, Bening dikagetkan dengan kemunculan seekor makhluk putih asing berparuh besar dan bersayap. Dia berjalan dengan gelisah dan kemudian menempati sebuah bangku bebatuan yang terletak tak jauh dari tempat mereka bermain. Dia terlihat sedih dan bingung.

“Siapa dia?” bisik Bening.
“Aku tak tahu. Aku belum pernah melihat dia sebelumnya di negeri ini.” Sahut Dolpha.
“Mungkin dia penjahat..” Stara curiga.
“Iya, betul. Kita harus berhati-hati..” ujar Grase ketakutan.

Ketika sahabat-sahabat Bening menaruh curiga yang besar pada makhluk asing itu, hanya Bening yang bersikap tenang. Justru dia malah kasihan melihat keadaan makhluk itu. Dia yakin jika makhluk itu adalah makhluk baik yang sedang membutuhkan bantuan. Bening pun segera berjalan mendatanginya. Sementara, para sahabatnya keheranan dan akhirnya turut mengikuti Bening dari belakang.

“Siapa dirimu, kak? darimana asalmu?” Bening bertanya dengan ramah sambil tersenyum.
“Oh iya.. Aku adalah Air Bening..” Makhluk asing itu tersentak mendengar sapaan Bening.
“Na… namaku Sega… Burung Camar. Aku dari… ne… negeri Laut Langit.” jawab makhluk itu gugup.
“Laut Langit??” ucap Bening dan para sahabatnya serempak keheranan.
“Be… betul, Laut Langit…. “
“Waah…” Bening takjub mendengar nama negeri asing disebut. Negeri yang tak pernah dia ketahui sebelumnya.
“Dimanakah itu, kak?” Bening kembali bertanya dengan semangat, penuh rasa ingin tahu.
Mendengar pertanyaan bertubi-tubi dari Bening, membuat Sega merasa senang. Baru kali ini, Sega bertemu makhluk yang supel, ramah, dan ceria seperti Bening.
“Negeriku itu berada jauh di atas negerimu….” jawab Sega lebih tenang.
“Lalu, kenapa Kakak bisa sampai ke negeri ini?” Bening kembali bertanya.
“Aku datang bersama sahabatku. Dia telah berkali-kali berkunjung kemari, sedangkan aku baru pertama kalinya. Kami datang untuk bertamasya ke taman hiburan di negerimu dan berniat juga mencari ikan lezat di pasar Laut Bumi. Namun, dia menghilang saat kami sedang mencari ikan di pasar yang sesak dan ramai.” Sega berujar dengan matanya yang berkaca-kaca.
“Aku ingin pulang, tapi aku tak tahu jalan pulang.. Aku bingung… Aku… ” Sega tidak meneruskan kata-katanya lagi. Dia menangis karena putus asa.
Bening terharu mendengar kisah sedih teman barunya itu.
“Dapatkah kakak coba mengingat kembali jalan pulang itu?”
Sega yang menangis lalu terdiam dan berpikir keras untuk mengingat.
“Ooh… Aku tahu… Aku bisa sedikit mengingat jalan pulang itu jika aku berada di depan gerbang masuk negeri ini.” Sega berucap tiba-tiba.
“Betulkah??” sahut Bening gembira.
“Iya,, apakah kau tahu? Apakah kau mau membantuku??” Sega memohon kepada Bening.
“Tentu. Aku tahu dimana tempatnya.. Aku akan menunjukkannya untuk kakak..” Bening berucap dengan semangat dan tersenyum simpul.
Lalu, Bening bertanya kepada para sahabatnya yang terdiam sejak tadi.
“Kalian juga ikut?” Stara, Grase, dan Dolpha saling berpandangan satu sama lain. Bingung.
“Ikuut,,” jawab mereka serempak kemudian.
Akhirnya, Sega, Bening dan kawan-kawannya, berjalan menuju gerbang masuk Laut Bumi. selama di perjalanan, Bening tak henti bertanya kepada Sega.
“Kak, ceritakan kepadaku tentang Laut Langit? Bagaimana cara kau datang dari sana?”
“Bening, negeriku itu sama birunya dengan negerimu ini.. di pagi dan siang hari, akan terlihat jelas negerimu yang indah dari sana. Tak hanya itu, kau pun bisa menikmati pemandangan rerumputan yang hijau dan warna-warni bunga harum di tepi hutan sebuah negeri lain… merah jambu, violet, kuning muda, putih, dan banyak lagi,,,”
“Sedangkan, di malam harinya kau dapat melihat bintang yang berkerlip cantik. Kau juga mampu menatap bulan bulat perak yang bersinar terang dari sana. Indah sekali..”
Bening dan para sahabatnya terpukau mendengar cerita Sega.
“Aku datang dari sana dengan cara terbang,, menggunakan kedua sayapku ini….” Sega memamerkan sayapnya yang indah dengan bangga tetapi tidak sombong.
“Senangnya, jika aku dapat bermain ke Laut Langit….” gumam Bening dalam hati.
*******
Tak terasa, mereka telah sampai di tempat tujuan, gerbang masuk Laut Bumi. Raut gembira terlihat jelas di wajah Sega.
“Bening, kita telah sampai. Aku rasa aku bisa sedikit mengingat jalan pulang itu dari sini. Aku ucapkan terima kasih untuk bantuanmu juga teman-temanmu.”
“Tak apa-apa kak,,” sahut Bening dengan rendah hati.
Lalu, tiba-tiba Sega mengatakan sesuatu kepada Bening.
“Bening, adakah satu permintaanmu karena kau telah berbaik hati menolongku?” tanya Sega dengan lembut.
Bening kaget. Sebenarnya, dia tak menginginkan balasan apapun dari Sega.
“Tidak, terima kasih….” Bening menolak dengan halus.
“Ayolah, Bening.. Aku akan sedih jika kau menolaknya….” Bening kembali menolaknya.
Namun, Sega terus memaksa kembali. Akhirnya, Bening mengalah dan menuruti keinginan Sega. Dia tersenyum malu dan menyebutkan permintaannya dengan hati-hati kepada Sega.
“Mmm… bolehkah aku ikut bersama kakak ke Negeri Laut Langit?” tanya Bening pelan. Sega tertawa mendengar permintaan Bening.
“Kau telah menolongku.. sekarang aku akan membawamu bertamasya ke sana.”
“Asyiik!” pekik Bening girang.
“Tapi, bagaimana aku bisa ikut, aku tak punya sayap?”
“Tubuhmu adalah air, aku akan meminta bantuan Mentari untuk bisa membawamu ikut terbang bersamaku.” Sega tersenyum.
Bening bahagia. Akhirnya keinginannya terwujud.
“Sahabatku, boleh ikut juga kan?” ujar Bening tiba-tiba, tak ingin melupakan sahabatnya.
“Kalian ingin ikut?” tanya Sega kepada ketiga sahabat Bening.
Mereka mengangguk pelan.
“Namun, mmm… Mentari tak mampu menarik tubuh kalian… maafkan aku sebelumnya,” lanjut Sega agak menyesal.
“Tak apa. Kami bermain di sini saja,” ujar Dolpha tersenyum.

Stara dan Grase mengangguk setuju pada jawaban Dolpha. Tak ada raut kecewa dan sedih di wajah mereka karena tidak jadi pergi. Mereka pun membiarkan Bening ikut bersama Sega. Mereka tahu bahwa Bening sangat menginginkan pergi ke Laut Langit. Bening berhak mendapatkan itu. Karena, dia telah memberikan bantuan yang tulus kepada Sega tadi.

“Kalian tak marah?” tanya Bening sedih.
“Pergilah Bening… kami tidak marah… kau sangat menginginkannya, bukan?” Stara meyakinkan Bening sambil tersenyum. Bening tambah sedih.
“Kalian sahabat Bening yang baik. Lain kali aku akan datang kembali untuk memperlihatkan gambar Negeri Laut Langit yang indah….” Sega berjanji.
“Horeee….” Bening dan ketiga sahabatnya bersorak senang mendengar ucapan Sega. Bening pun kembali ceria.
“Kita berangkat sekarang, Bening…?”
Bening mengangguk.

Tiba-tiba Sega mengeluarkan suara aneh. Mungkin itu bahasa burung. Serta merta, tubuh Bening terangkat ke atas. Ternyata Mentari telah membantu menariknya atas permintaan Sega, sahabatnya. Dan seketika.. Bening telah berada di ketinggian. Di sebuah negeri biru yang luas, sama seperti Laut Bumi-nya. Hanya saja, negeri ini banyak ditutupi gumpalan halus berwarna putih bukan rumah karang berwarna-warni. Ajaibnya, dia mampu berjalan di atas sana, tanpa terjatuh kembali ke Laut Bumi. Ternyata, Angin, sahabat Sega lainnya, yang menolongnya agar tetap berada di ketinggian. Dan benar, dia mampu melihat birunya Laut Bumi dari negeri Laut Langit. Ada pula, warna-warni lain yang terlihat dari sebuah negeri yang tidak dia kenal sebelumnya. Indah dan memesona. Bening takjub memandangnya.

“Kau bahagia?” tanya Sega yang terbang di samping Bening.
“Bahagia sekali, kak…,” pekik Bening girang. Sega pun tersenyum.
“Kak Sega, Negeri apa itu?” Bening menunjuk negeri yang tak dikenalnya tadi.
“Itu adalah Darat Bumi. Negeri yang dipenuhi oleh makhluk besar bernama manusia.…”
“Waah, benarkah? aku ingin sekali mengenal negeri itu dari atas sini.…”
“Baiklah… mari kutemani kau melintasi Negeri Darat Bumi.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar