Sabtu, 11 Maret 2013
Gambar diambil dari sini |
Di sebuah danau berair sejuk dan berwarna biru, hiduplah segerombolan
itik beserta binatang-binatang lainnya. Itik-itik itu selalu berenang
kian-kemari dan selalu bersama-sama. Mereka bergerombol dan saling
berebutan untuk dapat berenang di barisan paling depan. Warna mereka
yang kuning cerah dan cantik selalu menarik perhatian para penghuni
danau yang lain.
Ikan-ikan di bawah air danau senang sekali memandang kaki-kaki gerombolan itik itu mengayuh riuh saling berlomba.
Kecipak! Kecipak! Kecipak!
Cipratan
air dari kibasan dan kayuhan kaki gerombolan itik itu terkadang
mengenai kodok-kodok yang sedang duduk santai di atas daun teratai lebar
di pinggir danau. Angsa-angsa putih yang gemulai juga lebih memilih
untuk menjauh jika gerombolan itik yang riuh rendah itu mendekat ke
arahnya.
Sebenarnya menyenangkan sekali melihat
gerombolan itik itu berenang kian kemari di seputar danau dengan
riuhnya. Namun ada satu warna kuning yang terlihat kusam yang selalu
saja tampak di dalam gerombolan itik berwarna kuning cerah itu. Dan itu
sering sekali menjadi bahan perbincangan antara para binatang penghuni
danau.
“Itik yang satu itu sungguh merusak pemandangan
saja. Lihat warnanya, berbeda sendiri. Yang lain tampak cerah dan
cantik, sementara dia kusam sekali,” kata Swayney, si angsa putih,
sambil mengangkat lehernya yang panjang setinggi mungkin.
“Mungkin dia malas mandi. Hahaha…,” kata Groggy, si kodok di atas daun teratai, berkelakar dengan suara keras.
Para angsa dan kodok lain yang mendengar itu tertawa berderai-derai mendengarnya.
Itik
berwarna kuning kusam yang sedang dibicarakan itu mendengar gurauan
mereka. Dia menunduk sedih sambil memandang warna bulunya yang memang
terlihat berbeda dari saudara-saudaranya yang lain itu.
Namanya
Daffy. Sejak telurnya menetas bersama telur-telur itik lainnya dia
memang memiliki warna bulu yang berbeda dari saudara-saudaranya.
Daffy
sendiri tidak mengerti kenapa dia berbeda. Awalnya saudara-saudara
Daffy tidak ada yang mempermasalahkannya. Namun karena banyak penghuni
danau yang membicarakan tentang warna Daffy yang kusam dan berbeda itu,
akhirnya mereka ikut menertawakan.
Beberapa dari mereka
malah menolak untuk bermain bersama Daffy karena tidak mau warna mereka
ikut tertular kusam seperti Daffy. Sebab Lonzo, angsa jantan di danau
itu, pernah mengatakan kalau warna kulit kusam Daffy bisa saja menular
pada saudara-saudaranya yang lain.
Akhirnya Daffy lebih
sering berenang sendiri, mencari tempat-tempat sepi di seputaran danau
dimana tidak ada binatang lain atau saudara-saudaranya di dekat dirinya.
Daffy sedih sekali karena tidak memiliki teman karena warna bulunya
yang jelek itu.
Berulangkali Daffy berusaha menyelam ke
dalam danau dan menahan nafasnya lebih lama karena berpikir mungkin
warna bulunya akan terlihat sedikit cerah setelah ia menyelam ke bawah
air danau. Tapi setiap ia menyembul keluar ke permukaan danau, Daffy
kembali kecewa karena ternyata warna bulunya tetap sama seperti semula.
Suatu
hari Daffy kembali menyelam ke bawah air danau. Trupi, si ikan mas
besar penghuni danau, sedang ada di bawahnya. Ia tersenyum kepada Daffy.
“Hai, Daffy…Sudah lama sepertinya kamu tidak menyelam lagi seperti sekarang?” sapa Trupi dengan ramah.
Trupi
adalah ikan mas besar yang sudah tua. Dia terkenal sangat bijaksana dan
baik hati kepada semua penghuni danau. Selain itu dia juga sangat
pandai. Daffy sering mendengar kalau Trupi sering memberikan
nasehat-nasehat berguna kepada para penghuni danau itu.
“Aku
sedang tidak ingin ada di permukaan danau sekarang ini. Mereka sedang
menertawakan aku, seperti biasa,” ujar Daffy tergesa-gesa karena
nafasnya sudah mulai terasa sesak akibat terlalu lama berada di bawah
air.
Daffy kembali naik ke permukaan danau. Ia menarik nafas panjang dan kembali menyelam untuk berbincang-bincang dengan Trupi lagi.
“Ah, kamu muncul lagi. Mari kuberi tahu sesuatu padamu,” kata Trupi senang melihat Daffy yang kembali muncul di hadapannya.
“Apa?” tanya Daffy sambil berusaha menahan nafasnya lebih lama lagi.
Trupi
berenang ke arah samping Daffy. Memperlihatkan sirip sebelah kanannya
kepada Daffy. Daffy tidak mengerti dan menatap Trupi sambil
menggelengkan kepalanya. Dia kembali ke atas permukaan danau untuk
mengambil nafas kembali lalu secepat mungkin kembali menyelam karena
penasaran dengan apa yang ingin ditunjukkan Trupi padanya.
“Sirip
kananku lebih pendek dari sirip kiriku. Sudah dari kecil begitu. Tapi
sampai setua ini tidak ada ikan lain yang berani mengejekku karena aku
berbeda. Kamu tahu kenapa?” kata Trupi kepada Daffy ketika Daffy sudah
kembali menyelam.
Daffy menggelengkan kepalanya.
“Karena
aku tidak pernah berpikir kalau aku berbeda dari mereka. Aku sama-sama
ikan dan bisa berenang. Aku juga punya insang sama seperti mereka. Dan
satu hal lagi, aku memiliki kecerdasan yang lebih dari teman-temanku,
sehingga mereka menghormati aku,” kata Trupi lagi dengan cepat.
Daffy
kembali ke permukaan danau. Kali ini ia tidak langsung menyelam kembali
ke bawah air. Dia berusaha memikirkan ucapan Trupi baru saja. Ia masih
belum paham dengan maksud Trupi itu. Maka Daffy kembali menyelam ke
bawah air danau.
“Tapi kamu kan memang pandai. Kalau aku, apa yang bisa aku banggakan?” kata Daffy pada Trupi dengan sedih.
“Hey,
tidak akan ada yang bisa menunjukkan padamu apa kelebihanmu kecuali
kamu yang menunjukkannya ke seluruh dunia,” kata Trupi sambil
mengerlingkan matanya lalu berenang meninggalkan Daffy yang masih
termangu-mangu memikirkan ucapan Trupi.
Daffy kembali
ke permukaan danau. Tiba-tiba saja dia mendengar Groggy, si kodok hijau,
berteriak-teriak meminta tolong. Semua penghuni danau serentak melihat
ke arahnya. Groggy tampak sedang menggapai-gapai dari bawah daun teratai
tempat ia biasa duduk-duduk santai. Apa yang terjadi pada Groggy?
Swayney,
si angsa putih, berusaha berenang ke arah Groggy. Beberapa saudara
Daffy juga ikut berenang menuju Groggy untuk melihat apa yang terjadi.
Tapi Daffy yang berada paling jauh dari Groggy melesat secepat kilat
mendahului mereka menuju Groggy.
Dengan sigap dia
menarik Groggy dengan moncongnya. Tapi Groggy tetap tertahan di bawah
air danau. Daffy menyelam untuk melihat apa yang menahan Groggy sehingga
ia tidak bisa naik ke atas permukaan danau.
Olala, ternyata kaki
belakang Groggy tersangkut akar daun teratai. Daffy berusaha melepaskan
akar-akar halus yang menjerat kaki belakang Groggy itu. Ternyata sulit
sekali untuk melepaskannya. Apalagi Groggy masih saja bergerak panik
menendang-nendang karena takut tenggelam ke dasar danau.
Saudara-sadauara
Daffy mulai mendekat, begitu juga Swayney. Tapi mereka tidak berani
menyelam terlalu lama karena khawatir akan kehabisan nafas. Beruntung
Daffy sudah biasa menyelam dalam waktu yang lama sehingga ia bisa
membantu Groggy melepaskan akar-akar teratai itu dari kaki belakangnya.
Semua
penghuni danau mulai mengelilingi daun teratai dan menunggu Daffy serta
Groggy yang masih berada di bawah air danau. Sesekali Swayney
mencelupkan lehernya yang panjang untuk melihat apa yang terjadi.
Beberapa saudara Daffy juga melakukan hal yang sama. Mereka kagum
melihat Daffy yang berjuang untuk menyelamatkan Groggy.
Akhirnya
kaki belakang Groggy bisa terbebas dari jeratan akar-akar teratai itu.
Daffy menarik Groggy, si kodok, ke permukaan danau. Semua besorak
gembira melihat Groggy selamat.
Swayney berenang menuju Daffy sambil tersenyum. Saudara-saudaranya mengelilingi Daffy sambil ribut berceloteh.
“Daffy
hebat! Untung kamu bisa berenang lebih cepat dari kita semua. Dan
untung kamu bisa menyelam lebih lama dari kami semua. Kamu penyelamat!”
kata saudara-sadauara Daffy dengan bangga.
“Maaf ya
Daffy, aku pernah mengejekmu karena warna bulumu yang kusam. Sekarang
aku tahu kenapa kamu berbeda, karena kamu memiliki keistimewaan di
antara saudara-saudaramu yang lain,” kata Swayney malu-malu.
Groggy yang masih berusaha mengatur nafasnya yang tersengal-sengal menatap Daffy dengan pandangan meminta maaf.
“Terima
kasih, Daffy. Kalau tidak ada kamu, mungkin aku sudah tenggelam ke
dasar danau. Aku pernah bilang kamu malas mandi karena warnamu yang
berbeda dari itik-itik lainnya. Tapi ternyata warnamu berbeda karena
kamu sering menyelam. Dan aku bersyukur kamu sering menyelam sehingga
bisa menyelamatkan aku,” ujar Groggy berterima kasih kepada Daffy.
Daffy
tersenyum bahagia melihat semuanya menjadi begitu bersahabat dengan
dirinya. Ia mencelupkan wajahnya ke bawah air danau. Dilihatnya Trupi di
bawah sana sedang tersenyum sambil mengerlingkan matanya. Tak lupa ia
menggerak-gerakkan sirip sebelah kanannya ke arah Daffy lalu berenang
menjauh. (Winda Krisnadefa)
ini tulisanku, walaupun kamu tulis namaku di situ, tapi kamu nggak pernah bilang mau ambil dari tempat aslinya (Blog Dongeng Anak).
BalasHapus