Kamis, 22 November 2012

Hati Emas si penggembala Kambing






 
Dahulu, pada masa khalifah Amirul Mu’minin Umar bin Khattab r.a., ada seorang anak muda yang menggembala kambing beratus-ratus banyaknya. Rupanya, dia adalah seorang budak. Suatu hari, Sayyidina Umar yang sedang berkeliling negerinya, melihat si anak dengan kambing gembalaanya yang sangat banyak itu. Dengan penuh keuletan dan kasih sayang, anak itu menggembala kambing-kambingnya. Dia juga sangat bertanggungjawab menjaga kambing-kambingnya agar tidak hilang seekor pun. Sayyidina Umar pun kagum pada kebaikan pekerti si anak. Melihat itu semua, muncul keinginan Amirul Mu’minin Umar bin Khattab untuk mengujinya. Beliau ingin tahu apakah syi’ar Islam telah sampai ke daerah itu.
Sayyidina Umar yang saat itu sedang menyamar sebagai orang biasa memanggilnya. “Wahai anak muda, aku sangat tertarik pada kambing-kambingmu ini”. “Bolehkah aku beli seekor?”, tanya Sayyidina Umar. “Jangan Tuan, kambing-kambing ini bukan punya saya, melainkan punya majikan saya”, jawab si anak. Sayyidina Umar tidak berhenti begitu saja. “Ah…, kalau dijual seekor saja, tentu majikanmu tidak akan tahu”, lanjut Sayyidina Umar mengujinya. Dengan cepat dan di luar dugaan, anak itu pun menjawab. “Kalau begitu, dimana Allah ya Tuan?”
Kaget, kagum, dan terpesona bercampur jadi satu dirasakan Amirul Mu’minin. Betapa kuatnya ketaqwaan anak muda itu. Dia percaya bahwa Allah maha melihat apa saja yang dikerjakan manusia. Walaupun majikannya tidak tahu, tapi Allah pasti tahu. Lalu, Sayyidina Umar pun menemui sang majikan dan membeli budaknya untuk dimerdekakan. Subhanallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar